Mengenal Ragam dan Jenis Metode
Pembelajaran
Jika
dilihat seberapa penting kah pembelajaran agama islam disekolah pada peserta
didik. Pasti sangat penting sekali dan sangat urgen bagi perkembanagan
masyarakat untuk menjadi masyarakat yang saleh. Dengan menjadi masyarakat saleh
maka terbentuk Negara ini akan menjadi lebih tentram dan damai. Namun jika
minat siswa itu kurang maka guru dan segenap pihak harus bekerja dengan
berusaha sekuat-kuatnya untuk membangkitkan minat siswa.
Siswa
–siswa sekarang tidak semua berminat dengan pelajaran agama, padahal pelajaran
agama adlaah pelajaran yang bermafaat bukan hanya di dunia saja tetapi juga di
akhirat. Siswa tidk terlalu memperhatikan pelajaran agama yang adiajarkan oleh
guru, tidak banyak yang menjalankannya. (Wahab, 2013:8)
Pendidikan agama memilki posisi
sangat strategis dalam sistem perundang-undangan guna terwujudnya manusia
Indonesia yang beriman, dan berakhlak mulia. Secara mendasar, menurut UUD 1945
pasal 31 ayat (3) disebutkan bahwa “pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan
dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
yang diatur dengan UU.” Sejalan dengan itu, tujuan yang dirumuskan dalam rangka
penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam adalah untuk mengembangkan keimanan dan
ketakwaan kepada Allah SWT dan akhlak mulia. Bila dilihat dari cara penyajian
isinya, bahan pembelajaran dapat menggunakan metode atau pendekatan tertentu.
Nah, yang dimaksud dengan metode pembelajaran adalah cara guru dalam
menyampaikan materi pembelajarannya. (Iwan lemabang, 2013, metode pembelajaran
modern PAI )
Pendekatan dalam pembelajaran oleh
peserta didik yang masih didominasi peran guru menyebabkan kurangnya
pemanfaatan pengembangan diri yang dimiliki siswa sehingga masih terjadi
ketergantungan mereka terhadap guru. Begitu pun sebaliknya, metode pengajaran
yang monoton serta kaku yang dilakukan guru membuat peserta didik ragu-ragu
dalam mengembangkan potensi dirinya dalam kegiatan pembelajaran. Berbicara
tentang rendahnya daya serap atau prestasi belajar, atau belum terwujudnya
keterampilan proses dan pembelajaran yang menekankan pada peran aktif peserta
didik, inti persoalannya adalah pada masalah “ketuntasan belajar” yakni pencapaian
taraf penguasaan minimal yang ditetapkan bagi setiap kompetensi secara
perorangan. Masalah ketuntasan belajar merupakan masalah yang penting, sebab
menyangkut masa depan peserta didik, terutama mereka yang mengalami kesulitan
belajar. Pembelajaran tuntas adalah pola pembelajaran yang menggunakan prinsip
ketuntasan secara individual. Dalam pola ini, seorang peserta didik yang
mempelajari unit satuan pembelajaran tertentu dapat berpindah ke unit satuan
pembelajaran berikutnya jika peserta didik yang bersangkutan telah menguasai
sekurang-kurangnya 75% dari kompetensi dasar yang ditetapkan. Adapun indikator
pelaksanaan pembelajaran tuntas adalah: 1. Metode Pembelajaran melalui
pendekatan tutorial dalam kelompok kecil yang terprogram ; 2. Peran Guru sebagai
motivator yang mampu memberikan solusi dalam kesulitan belajar peserta didik
dan mendorong mereka untuk terus mengembangkan potensi dirinya ; 3. Peran
Peserta Didik, yaitu kebebasan peserta didik dalam menetapkan kecepatan
pencapaian kompetensinya ; 4. Evaluasi, yaitu pemberian batas ketuntasan
belajar berupa nilai tertentu yang telah ditetapkan oleh guru. (Feliyanti,
2013, opini implementasi metode pembelajaran.)
Jika siswa ada yang tidak berminat
didalam pelajaran pendidikan agama pasti ada kesalahan didalam menyampaikan
materi didalam pengajarannya baik itu medianya atau strateginya atau metode
dalam penyampainnya kurang tepat sehingga peserta didik kurang memahami apa
yang dismpaikan oleh guru dan bahkan tidak memperhatikan guru saat menerangkan.
Nah pada kali ini kami dari tim penulis akan menulis tentang metode
pembelajaran yang mana kemungkinan sebab dari kurangnya minat siswa kepada
pelajaran agama islam adalah minimnya keterampilan pendidik dalam menyampaikan
materi termasuk metode-metodenya dalam pengajaran agama islam.
Metode
adalah cara untuk menyampaikan isi materi pelajaran sehingga tercapainya materi
kepada peserta didik. Banyak sekali metode-metoode pembelajaran yang jitu untuk
disampaikan kepada peserta didik demi tercapainya pendidikan di lembaga.
Keterampilan pendidik dalam menyampaikan materi dikelas harus lah ada beberapa
trik atau cara agar si peserta didik dapat memahami dan menerima dengan baik
apa yang disampaikan oleh pendidik.
metode
dan teknik pembelajaran memegang peranan penting dalam menyusun strategi dan
pelaksaan kegiatan belajar membelajarkan. Metode dapat diartikan sebagai cara
yang berkait dengan pengorganisasian kegiatan belajar bagi warga belajar,
kegiatan belajar individual, kegiatan belajar kelompok atau kegiatan belajar
masal. Teknik dapat diartika sebagai prosedur atau langkah pembelajaran sesuai
dengan pengorganisasian warga belajarsehingga mereka dapat mencapai tujuan
pembelajaran. (Basleman dan Mappa, 2011: 158 )
Berikut
hasil wawancara dari tim penulis dengan Fahrizandi. S.Ag. S.S, M. Pd Dosen
Fakultas Tarbiyah IAIN Pontianak pada tanggal 8 April 2014, beliau mengatakan metode adalah cara untuk menyampaikan materi
kepada peserta didik demi tercpainya tujuan pendidikan, saat menggunakan metode
tersebut bisa dilihat dari beberapa aspek dan sifat, bisa dilihat dari
konsepnya, materinya, prosedur, prinsip dan juga bisa dilihat dari media nya
untuk pertimbangan dalam menggunakan metode pembelajaran agar peserta didik
dapat memahami apa yang disampaikan oleh pendidik. Pada umumnya jika melihat
siswa dikelas ada dua sifat yang biasa kita lihat saat mengajar seperti berkelompok
dan individu, saat mengajar dengan berkelompok pada pensdidikan agama islam
bisa menggunakan metode ceramah, berdialog dan diskusi, tapi jika pembelajaran
itu bersifat individu bisa menggunakan dengan sorogan. Teori tersebut sama
seperti yang di tulis oleh Prof. Dr.Anisah Baslemen, M.Si dan Prof. Dr. Syamsu
Mappa dalam bukunya Teori Belajar Orang Dewasa.
Teknik
pembelajaran dapat digolongkan dalam tiga bagian, yaitu teknik yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran perseorangan (individual), kegiatan pembelajaran
kelompok (group) dan kegiatan belajar orang banyak (massal).
Ciri-ciri
yang terdapat dalam penggunaan pembelajaran individual sebagai berikut :
1.
Lebih mengutamakan
proses belajar oleh warga belajar dari pada proses membelajarkan yang dilakuka
sumber belajar. Warga belajar di tuntut untuk lebih aktif melakukan kegiatan
beajar sesuai dengan kebutuhan belajar, dan sumber belajar yang dipilihnya.
Tingkatan aktivitas warga beajar akan sangat mempengaruhi tingkatan
keberhasilan belajarnya.
2.
Terdapat tujuan
yang pembelajaran yang jelas, spesifik dan dapat di ukur. Tujuan pembelajaran
dapat terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, tujuan umum berisi rumusan
perubahan sikap dan perilaku umum warga belajar yang akan dicapai setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran. Tujuan khusus memuat pengalaman belajar
tertentu yang harus ditempuh warga belajar sehingga pada gilirannya warga
belajar mencapai perubahan tingkah laku
(sikap, pengetahuan, keterampilan dan aspirasi) tertentu dalam ruang dan
waktu tertentu pula.
3.
Warga belajar berperan
aktif dalam menentukan tujuannya belajar, bahan yanag akan dipelajari, sumbr
yanga akan diperlukan , dimana dan kapan melakukan kegiatan belajar. Dalm
kegiatan belajar yang di programkan oleh pihak luar warga belajar dan sumber
belajar perlu diperlukan dan sumber belajar perlu dilakukan secara teratur dan
intensif. Sumber belajar berperan membantu warga belajar dalam melaksanakan
belajar.
4.
Terdapat balikan
dari warga belajar. Dalam pembelajaran yang terpusat pada warga belajar
hendaknya sumber belajar memperoleh balikan dari warga belajar, baik mengenai
isi dan bahan ajar, maupun mengenai proses dan hasil dari pembelajaran. Balikan
itu dapat diperoleh melalui penugasan, praktikum, Tanya jawab, format evaluasi
persorangan, dan evaluasi bersama oleh warga belajar dan sumber belajar.
Teknik
pembelajaran perseorangan dapat digolongkan kepada teknik yang berpusat pada
warga belajar dan teknik yang berpusat pada sumber belajar. Teknik yang dapat
digunakan dalam pembelajaran perseorangan, antara lain modul, paket belajar,
penugasan, bermain peran dan permainan. Modul berbentuk media cetak (buku) yang
utuh berisi judul, nomor modul, tujuan pembelajaran, materi/bahan belajar,
kegiatan belajar, alat yang digunakan oleh sumber belajar dan warga belajar
dalam bentuk paket yang diberi petunjuk untuk membantu sumber belajar dan warga
belajar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Paket ini berisi semua materi
pelajaran serta sarana dan alat yang memungkinkan warga belajar melakukan
kegiatan belajar sebaik-baiknya dengan bantuan sumber belajar atau pendidik.
Teknik penugasan adalah teknik penyajian bahan ajar yang sumber belajar
memberikan tugas kepada warga belajar untuk melakukan tugas atau mempelajari
sesuatu, yang kemudian warga belajar menyelesaikan dan melaporkan pelaksanaan
tugas itu kepada sumber belajar. Bermain peran adalah teknik pembelajaran yang
warga belajar mengasumsikan dirinya sebagai pelaku peran untuk memaparkan
keadaan nyata atau masalah yang muncul pada hubungan antarmanusia atau
masyarakat pada situasi tertentu. Bermain merupakan teknik yang bermanfaat bagi
warga belajar dalam mengembangkan kognisi dan menumbuhkan serta mengembangkan
kreativitas warga belajar. Dalam permainan, warga belajar diisyaratkan
mengikuti aturan permainan dan melakukan permainan sampai tujuan yang
ditetapkan tercapai.
Teknik
pembelajaran perseorangan yang berpusat pada sumber belajar, antara lain
tutorial. Tutorial merupakan teknik pembelajaran mengarah pada kegiatan belajar
individual dengan bantuan sumber belajar yang memiliki pengetahuan dan
pegalaman lebih banyak daripada warga belajar. Komunikasi terjadi antara sumber
belajar atau tutor dengan warga belajar. Di dalam beberapa hal, tutorial dapat
pula terjadi antara seorang sumber belajar dan para warga belajar yang menjadi
anggota suatu kelompok, seperti akan disinggung pada uraian berikut.
Teknik
pembelajaran yang dapat digunakan dalam membantu anggota kelompok melakukan
kegiatan belajar di antaranya ialah tutorial, diskusi kelompok, diskusi
enam-enam, latihan, kerja kelompok, curah pendapat, cawan ikan, seminar, dan
symposium. Tutorial dapat dilakukan antara seorang sumber belajara dengan warga
belajar dalam kelompok kecil/besar. Pendekatannya pada dasarnya sama dengan
tutorial kepada perseorangan, yaitu pemberian bantuan, contoh, atau bimbingan
dari sumber belajar yang kemampuannya lebih tinggi daripada warga belajar.
Teknik
diskusi kelompok digunakan dalam situasi pembelajaran yang ditandai oleh
tingginya interaksi antarwarga belajar dan sumber belajar. Diskusi kelompok
dapat diartikan sebagai teknik penyajian bahan pelajaran dan sumber belajar
memberikan kesempatan kepada warga belajar untuk berbincang-bincang ilmiah guna
mengumpulkan pendapat, membuat simpulan, atau menyusun alternative pemikiran.
Teknik ini akan tepat digunakan untuk mengembangkan pemikiran warga belajar
dalam menyelesaikan suatu masalah. Dalam kegiatan belajar dengan teknik ini, warga
belajar dirangsang untuk responsive terhadap lingkungan, mengidentifikasi dan
merumuskan masalah, mencari alternative pemecah masalah, menetapkan prioritas
penyelesaian setelah mempertimbangkan sumber yang tersedia dan kendala yang
mungkin dihadapi, serta merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan penyelesaian masalah. Langkah penyelesaian
masalah perlu dijelaskan dan dihubungkan dengan tujuan pembelajaran. Teknik
diskusi yang berpusat pada kelompok belajar ditekankan pada penampilan yang
menunjukan tingginya dinamika interaksi
antar warga belajar.
Dan
berikut penulis dengan semangatnya memaparkan beberapa metode pembelajaran yang
lebih luas.
1. Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas
bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh
Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode
ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah
cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah
cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan
belajar tersebut sukar didapatkan.
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang
peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau
saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan
kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi
merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979:
251).
Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya,
dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam
pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi
pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan
ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan
anak dari pada metode diskusi.
3. Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang
sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana
proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana
seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau
seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya
bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
4. Metode Ceramah Plus
Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang
menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan
dengan metode lainnya. Ada tiga
macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu: a. Metode ceramah plus
tanya jawab dan tugas b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas c. Metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL).
5. Metode Resitasi (penugasan).
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran
dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
6. Metode Eksperimental
Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan
pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti
suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
7. Metode Study Tour (Karya wisata)
Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode
mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas
pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan
serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
8. Metode Latihan Keterampilan
Metode latihan keterampilan (drill
method) adalah suatu metode mengajar dengan
memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan
mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan,
fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode
latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis
pada peserta didik.
9. Metode Pengajaran Beregu
Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana
pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya
salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap
pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa
yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut
10. Peer Theaching Method.
Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama
teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.
11. Project Method
Project Method adalah metode perancangan adalah
suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu proyek yang
akan diteliti sebagai obyek kajian.
12. Taileren Method
Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan
menggunakan sebagian-sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi
dengan ayat lainnya yang tentusaja berkaitan dengan masalahnya
13. Metode Global (ganze method)
Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana
siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang
dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut.
14. Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)
Metode problem solving (metode
pemecahan masalah)
bukan hanya sekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode
berpikir, sebabdalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya
yang dimulaidengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan. (Haryanto,
2011, macam-macam metode pembelajaran).
Metode problem
solving juga merupakan pelatihan peserta didik yang dihadapkan pada berbagai
masalah suatu cabang ilmu pengetahuan dengan solusinya. Metode ini dapat
dikembangkan melalui teknik simulasi, micro teching, dan critical incident. Di
dalam metode ini, cara mengasakan keterampilan lebih dominan ketimbang
pengembangan mental-intelektual, sehingga terdapat kelemahan, yakni
perkembangan pikiran peserta didik mungkin hanya terbatas pada kerangka yang
susah tetap dan akhirnya bersifat mekanistik. (Abdul mujib dan jusuf
mudzakir,2006 :180).
Dari seluruh metode
yang ditulis oleh tim penulis bersependapat bahwa metode yang sering digunakan
dalam pembelajaran agama islam adalah metode ceramah, dan metode ceramah juga
metode yang paling klasik didalam penggunaannya ketika dalam menyampaikan
materi. Dalam menggunakan metode pembelajaran pun harus dilihat dari jenjang
pendidikan yang kita ajar, dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, jika
jenjang sekolah dasar siswa lebih terpikat pada metode permainan peran yang
melihat kan langsung simbolnya, jika dengan jenjang sekolah menengah pertama
bisa menggunakan metode ceramah dan metode demonstari, begitu juga dengan
sekolah menengah atas dan perguruan tinggi bisa menggunakan metode ceramah,
diskusi dan metode problem selving karena pada umumnya metode ini tujuannya
agar peserta didik aktif dan dapat memahami, menjelaskan, menerapkan dan dapat
memecahkan maslah yang ada.
Kesimpulan nya
adalah agar peserta didik dapat menerima dengan baik materi pendidikan agama
islam yang disampaikan dapat diterima dan dipahami maka si pendidik harus
mempunyai metode yang kreatif dan inovatif agar suasana yang ada dikelas tidak
begitu kaku, bahkan jika si pendidik memiliki kekreatifitas yang tinggi didalam
mengelola kelas bahkan tepat dalam menggunakan metodenya maka atmosfir kelas
akan menjadi hidup dan para siswa pun akan menjadi aktif .
Oleh karena itu
pentingnya metode yang dilakukan oleh pendidik agar tercapainya pendidikan
sehingga apa yang disampaikan oleh pendidik dapat ditrima dengan baik.
Daftar referensi
Basleman, A., & Mappa, S. (2011). Teori Belajar Orang
Dewasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Dian, F. (2013, Maret 30). Opini Implementasi Metode
Pembelajaran. Retrieved from
http://lovelyfu.blogspot.com/2013/03/opini-implementasi-metode-pembelajaran.html
Haryanto. (2011, Desember 7). Macam-macam Metode Pembelajaran.
Retrieved from http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/
Lemabang, I. (2013, Januari 01). Metode Pembelajaran
Modern Pai. Retrieved from
http://lemabang.wordpress.com/2013/01/01/metode-pembelajaran-modern-pai/
Mujib, A., & Mudzakkir, J. (2006). Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta: Kharisma Putra Utama.
Wahab. (2013). Kapita Selekte Pendidikan Islam.
Pontianak: STAIN Pontianak Press.
mantap guys, bisa lebih enak memahaminya
BalasHapusouh makasih boy
Hapus