Sabtu, 12 September 2015

Mengenal Ragam dan Jenis Metode Pembelajaran



Mengenal Ragam dan Jenis Metode Pembelajaran

Jika dilihat seberapa penting kah pembelajaran agama islam disekolah pada peserta didik. Pasti sangat penting sekali dan sangat urgen bagi perkembanagan masyarakat untuk menjadi masyarakat yang saleh. Dengan menjadi masyarakat saleh maka terbentuk Negara ini akan menjadi lebih tentram dan damai. Namun jika minat siswa itu kurang maka guru dan segenap pihak harus bekerja dengan berusaha sekuat-kuatnya untuk membangkitkan minat siswa.
Siswa –siswa sekarang tidak semua berminat dengan pelajaran agama, padahal pelajaran agama adlaah pelajaran yang bermafaat bukan hanya di dunia saja tetapi juga di akhirat. Siswa tidk terlalu memperhatikan pelajaran agama yang adiajarkan oleh guru, tidak banyak yang menjalankannya. (Wahab, 2013:8)
Pendidikan agama memilki posisi sangat strategis dalam sistem perundang-undangan guna terwujudnya manusia Indonesia yang beriman, dan berakhlak mulia. Secara mendasar, menurut UUD 1945 pasal 31 ayat (3) disebutkan bahwa “pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan UU.” Sejalan dengan itu, tujuan yang dirumuskan dalam rangka penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam adalah untuk mengembangkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan akhlak mulia. Bila dilihat dari cara penyajian isinya, bahan pembelajaran dapat menggunakan metode atau pendekatan tertentu. Nah, yang dimaksud dengan metode pembelajaran adalah cara guru dalam menyampaikan materi pembelajarannya. (Iwan lemabang, 2013, metode pembelajaran modern PAI )
Pendekatan dalam pembelajaran oleh peserta didik yang masih didominasi peran guru menyebabkan kurangnya pemanfaatan pengembangan diri yang dimiliki siswa sehingga masih terjadi ketergantungan mereka terhadap guru. Begitu pun sebaliknya, metode pengajaran yang monoton serta kaku yang dilakukan guru membuat peserta didik ragu-ragu dalam mengembangkan potensi dirinya dalam kegiatan pembelajaran. Berbicara tentang rendahnya daya serap atau prestasi belajar, atau belum terwujudnya keterampilan proses dan pembelajaran yang menekankan pada peran aktif peserta didik, inti persoalannya adalah pada masalah “ketuntasan belajar” yakni pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan bagi setiap kompetensi secara perorangan. Masalah ketuntasan belajar merupakan masalah yang penting, sebab menyangkut masa depan peserta didik, terutama mereka yang mengalami kesulitan belajar. Pembelajaran tuntas adalah pola pembelajaran yang menggunakan prinsip ketuntasan secara individual. Dalam pola ini, seorang peserta didik yang mempelajari unit satuan pembelajaran tertentu dapat berpindah ke unit satuan pembelajaran berikutnya jika peserta didik yang bersangkutan telah menguasai sekurang-kurangnya 75% dari kompetensi dasar yang ditetapkan. Adapun indikator pelaksanaan pembelajaran tuntas adalah: 1. Metode Pembelajaran melalui pendekatan tutorial dalam kelompok kecil yang terprogram ; 2. Peran Guru sebagai motivator yang mampu memberikan solusi dalam kesulitan belajar peserta didik dan mendorong mereka untuk terus mengembangkan potensi dirinya ; 3. Peran Peserta Didik, yaitu kebebasan peserta didik dalam menetapkan kecepatan pencapaian kompetensinya ; 4. Evaluasi, yaitu pemberian batas ketuntasan belajar berupa nilai tertentu yang telah ditetapkan oleh guru. (Feliyanti, 2013, opini implementasi metode pembelajaran.)
            Jika siswa ada yang tidak berminat didalam pelajaran pendidikan agama pasti ada kesalahan didalam menyampaikan materi didalam pengajarannya baik itu medianya atau strateginya atau metode dalam penyampainnya kurang tepat sehingga peserta didik kurang memahami apa yang dismpaikan oleh guru dan bahkan tidak memperhatikan guru saat menerangkan. Nah pada kali ini kami dari tim penulis akan menulis tentang metode pembelajaran yang mana kemungkinan sebab dari kurangnya minat siswa kepada pelajaran agama islam adalah minimnya keterampilan pendidik dalam menyampaikan materi termasuk metode-metodenya dalam pengajaran agama islam.
Metode adalah cara untuk menyampaikan isi materi pelajaran sehingga tercapainya materi kepada peserta didik. Banyak sekali metode-metoode pembelajaran yang jitu untuk disampaikan kepada peserta didik demi tercapainya pendidikan di lembaga. Keterampilan pendidik dalam menyampaikan materi dikelas harus lah ada beberapa trik atau cara agar si peserta didik dapat memahami dan menerima dengan baik apa yang disampaikan oleh pendidik.
metode dan teknik pembelajaran memegang peranan penting dalam menyusun strategi dan pelaksaan kegiatan belajar membelajarkan. Metode dapat diartikan sebagai cara yang berkait dengan pengorganisasian kegiatan belajar bagi warga belajar, kegiatan belajar individual, kegiatan belajar kelompok atau kegiatan belajar masal. Teknik dapat diartika sebagai prosedur atau langkah pembelajaran sesuai dengan pengorganisasian warga belajarsehingga mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran. (Basleman dan Mappa, 2011: 158 )
Berikut hasil wawancara dari tim penulis dengan Fahrizandi. S.Ag. S.S, M. Pd Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Pontianak pada tanggal 8 April 2014, beliau mengatakan  metode adalah cara untuk menyampaikan materi kepada peserta didik demi tercpainya tujuan pendidikan, saat menggunakan metode tersebut bisa dilihat dari beberapa aspek dan sifat, bisa dilihat dari konsepnya, materinya, prosedur, prinsip dan juga bisa dilihat dari media nya untuk pertimbangan dalam menggunakan metode pembelajaran agar peserta didik dapat memahami apa yang disampaikan oleh pendidik. Pada umumnya jika melihat siswa dikelas ada dua sifat yang biasa kita lihat saat mengajar seperti berkelompok dan individu, saat mengajar dengan berkelompok pada pensdidikan agama islam bisa menggunakan metode ceramah, berdialog dan diskusi, tapi jika pembelajaran itu bersifat individu bisa menggunakan dengan sorogan. Teori tersebut sama seperti yang di tulis oleh Prof. Dr.Anisah Baslemen, M.Si dan Prof. Dr. Syamsu Mappa dalam bukunya Teori Belajar Orang Dewasa.
Teknik pembelajaran dapat digolongkan dalam tiga bagian, yaitu teknik yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran perseorangan (individual), kegiatan pembelajaran kelompok (group) dan kegiatan belajar orang banyak (massal).
Ciri-ciri yang terdapat dalam penggunaan pembelajaran individual sebagai berikut :
1.      Lebih mengutamakan proses belajar oleh warga belajar dari pada proses membelajarkan yang dilakuka sumber belajar. Warga belajar di tuntut untuk lebih aktif melakukan kegiatan beajar sesuai dengan kebutuhan belajar, dan sumber belajar yang dipilihnya. Tingkatan aktivitas warga beajar akan sangat mempengaruhi tingkatan keberhasilan belajarnya.
2.      Terdapat tujuan yang pembelajaran yang jelas, spesifik dan dapat di ukur. Tujuan pembelajaran dapat terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, tujuan umum berisi rumusan perubahan sikap dan perilaku umum warga belajar yang akan dicapai setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Tujuan khusus memuat pengalaman belajar tertentu yang harus ditempuh warga belajar sehingga pada gilirannya warga belajar mencapai perubahan tingkah laku  (sikap, pengetahuan, keterampilan dan aspirasi) tertentu dalam ruang dan waktu tertentu pula.
3.      Warga belajar berperan aktif dalam menentukan tujuannya belajar, bahan yanag akan dipelajari, sumbr yanga akan diperlukan , dimana dan kapan melakukan kegiatan belajar. Dalm kegiatan belajar yang di programkan oleh pihak luar warga belajar dan sumber belajar perlu diperlukan dan sumber belajar perlu dilakukan secara teratur dan intensif. Sumber belajar berperan membantu warga belajar dalam melaksanakan belajar.
4.      Terdapat balikan dari warga belajar. Dalam pembelajaran yang terpusat pada warga belajar hendaknya sumber belajar memperoleh balikan dari warga belajar, baik mengenai isi dan bahan ajar, maupun mengenai proses dan hasil dari pembelajaran. Balikan itu dapat diperoleh melalui penugasan, praktikum, Tanya jawab, format evaluasi persorangan, dan evaluasi bersama oleh warga belajar dan sumber belajar.
Teknik pembelajaran perseorangan dapat digolongkan kepada teknik yang berpusat pada warga belajar dan teknik yang berpusat pada sumber belajar. Teknik yang dapat digunakan dalam pembelajaran perseorangan, antara lain modul, paket belajar, penugasan, bermain peran dan permainan. Modul berbentuk media cetak (buku) yang utuh berisi judul, nomor modul, tujuan pembelajaran, materi/bahan belajar, kegiatan belajar, alat yang digunakan oleh sumber belajar dan warga belajar dalam bentuk paket yang diberi petunjuk untuk membantu sumber belajar dan warga belajar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Paket ini berisi semua materi pelajaran serta sarana dan alat yang memungkinkan warga belajar melakukan kegiatan belajar sebaik-baiknya dengan bantuan sumber belajar atau pendidik. Teknik penugasan adalah teknik penyajian bahan ajar yang sumber belajar memberikan tugas kepada warga belajar untuk melakukan tugas atau mempelajari sesuatu, yang kemudian warga belajar menyelesaikan dan melaporkan pelaksanaan tugas itu kepada sumber belajar. Bermain peran adalah teknik pembelajaran yang warga belajar mengasumsikan dirinya sebagai pelaku peran untuk memaparkan keadaan nyata atau masalah yang muncul pada hubungan antarmanusia atau masyarakat pada situasi tertentu. Bermain merupakan teknik yang bermanfaat bagi warga belajar dalam mengembangkan kognisi dan menumbuhkan serta mengembangkan kreativitas warga belajar. Dalam permainan, warga belajar diisyaratkan mengikuti aturan permainan dan melakukan permainan sampai tujuan yang ditetapkan tercapai.
Teknik pembelajaran perseorangan yang berpusat pada sumber belajar, antara lain tutorial. Tutorial merupakan teknik pembelajaran mengarah pada kegiatan belajar individual dengan bantuan sumber belajar yang memiliki pengetahuan dan pegalaman lebih banyak daripada warga belajar. Komunikasi terjadi antara sumber belajar atau tutor dengan warga belajar. Di dalam beberapa hal, tutorial dapat pula terjadi antara seorang sumber belajar dan para warga belajar yang menjadi anggota suatu kelompok, seperti akan disinggung pada uraian berikut.
Teknik pembelajaran yang dapat digunakan dalam membantu anggota kelompok melakukan kegiatan belajar di antaranya ialah tutorial, diskusi kelompok, diskusi enam-enam, latihan, kerja kelompok, curah pendapat, cawan ikan, seminar, dan symposium. Tutorial dapat dilakukan antara seorang sumber belajara dengan warga belajar dalam kelompok kecil/besar. Pendekatannya pada dasarnya sama dengan tutorial kepada perseorangan, yaitu pemberian bantuan, contoh, atau bimbingan dari sumber belajar yang kemampuannya lebih tinggi daripada warga belajar.
Teknik diskusi kelompok digunakan dalam situasi pembelajaran yang ditandai oleh tingginya interaksi antarwarga belajar dan sumber belajar. Diskusi kelompok dapat diartikan sebagai teknik penyajian bahan pelajaran dan sumber belajar memberikan kesempatan kepada warga belajar untuk berbincang-bincang ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat simpulan, atau menyusun alternative pemikiran. Teknik ini akan tepat digunakan untuk mengembangkan pemikiran warga belajar dalam menyelesaikan suatu masalah. Dalam kegiatan belajar dengan teknik ini, warga belajar dirangsang untuk responsive terhadap lingkungan, mengidentifikasi dan merumuskan masalah, mencari alternative pemecah masalah, menetapkan prioritas penyelesaian setelah mempertimbangkan sumber yang tersedia dan kendala yang mungkin dihadapi, serta merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan  penyelesaian masalah. Langkah penyelesaian masalah perlu dijelaskan dan dihubungkan dengan tujuan pembelajaran. Teknik diskusi yang berpusat pada kelompok belajar ditekankan pada penampilan yang menunjukan tingginya dinamika  interaksi antar warga belajar.
Dan berikut penulis dengan semangatnya memaparkan beberapa metode pembelajaran yang lebih luas.
1. Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).
Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.
3. Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
4. Metode Ceramah Plus
Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu: a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL).
5. Metode Resitasi (penugasan).
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
6. Metode Eksperimental
Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
7. Metode Study Tour (Karya wisata)
Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
8. Metode Latihan Keterampilan
Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.
9. Metode Pengajaran Beregu
Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut
10. Peer Theaching Method.
Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.
11. Project Method
Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
12. Taileren Method
Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja berkaitan dengan masalahnya
13. Metode Global (ganze method)
Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut.
14. Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan. (Haryanto, 2011, macam-macam metode pembelajaran).
Metode problem solving juga merupakan pelatihan peserta didik yang dihadapkan pada berbagai masalah suatu cabang ilmu pengetahuan dengan solusinya. Metode ini dapat dikembangkan melalui teknik simulasi, micro teching, dan critical incident. Di dalam metode ini, cara mengasakan keterampilan lebih dominan ketimbang pengembangan mental-intelektual, sehingga terdapat kelemahan, yakni perkembangan pikiran peserta didik mungkin hanya terbatas pada kerangka yang susah tetap dan akhirnya bersifat mekanistik. (Abdul mujib dan jusuf mudzakir,2006 :180).
Dari seluruh metode yang ditulis oleh tim penulis bersependapat bahwa metode yang sering digunakan dalam pembelajaran agama islam adalah metode ceramah, dan metode ceramah juga metode yang paling klasik didalam penggunaannya ketika dalam menyampaikan materi. Dalam menggunakan metode pembelajaran pun harus dilihat dari jenjang pendidikan yang kita ajar, dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, jika jenjang sekolah dasar siswa lebih terpikat pada metode permainan peran yang melihat kan langsung simbolnya, jika dengan jenjang sekolah menengah pertama bisa menggunakan metode ceramah dan metode demonstari, begitu juga dengan sekolah menengah atas dan perguruan tinggi bisa menggunakan metode ceramah, diskusi dan metode problem selving karena pada umumnya metode ini tujuannya agar peserta didik aktif dan dapat memahami, menjelaskan, menerapkan dan dapat memecahkan maslah yang ada.
Kesimpulan nya adalah agar peserta didik dapat menerima dengan baik materi pendidikan agama islam yang disampaikan dapat diterima dan dipahami maka si pendidik harus mempunyai metode yang kreatif dan inovatif agar suasana yang ada dikelas tidak begitu kaku, bahkan jika si pendidik memiliki kekreatifitas yang tinggi didalam mengelola kelas bahkan tepat dalam menggunakan metodenya maka atmosfir kelas akan menjadi hidup dan para siswa pun akan menjadi aktif .
Oleh karena itu pentingnya metode yang dilakukan oleh pendidik agar tercapainya pendidikan sehingga apa yang disampaikan oleh pendidik dapat ditrima dengan baik.











Daftar referensi
Basleman, A., & Mappa, S. (2011). Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Dian, F. (2013, Maret 30). Opini Implementasi Metode Pembelajaran. Retrieved from http://lovelyfu.blogspot.com/2013/03/opini-implementasi-metode-pembelajaran.html
Haryanto. (2011, Desember 7). Macam-macam Metode Pembelajaran. Retrieved from http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/
Lemabang, I. (2013, Januari 01). Metode Pembelajaran Modern Pai. Retrieved from http://lemabang.wordpress.com/2013/01/01/metode-pembelajaran-modern-pai/
Mujib, A., & Mudzakkir, J. (2006). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kharisma Putra Utama.
Wahab. (2013). Kapita Selekte Pendidikan Islam. Pontianak: STAIN Pontianak Press.




2 komentar: